Inovasi Marketing Bisnis FnB dengan Memanfaatkan Teknologi
Dalam industri di mana kesuksesan diukur dari hal-hal tak kasat mata—aroma yang membangkitkan kenangan masa kecil, rasa yang mengubah momen biasa menjadi luar biasa—Karen Stanton berada di persimpangan antara sains dan emosi manusia. Sebagai Chief Marketing Officer di IFF, perusahaan Fortune 500 yang namanya jarang dikenal publik namun hadir dalam kehidupan sehari-hari mereka, Stanton memimpin inovasi di salah satu pencipta rasa dan aroma terbesar di dunia.
Pendekatan inovasinya melampaui pengembangan produk tradisional, berfokus pada creativity with purpose yang menyentuh pengalaman manusia terdalam. Dalam percakapan ini, Stanton mengungkap bagaimana IFF menyeimbangkan teknologi mutakhir dengan wawasan humanis, dan mengapa ide-ide terbaik sering muncul bukan di meja kerja, tetapi di kamar mandi.
1️⃣ Apa arti inovasi bagi Anda di IFF?
Bagi IFF, inovasi berarti kreativitas dengan tujuan. Bukan sekadar menghasilkan ide, melainkan memikirkannya dengan konsumen sebagai pusat perhatian. Walaupun kami adalah perusahaan B2B, kami selalu memperhatikan konsumen akhir—mencari tren paling berdampak dalam makanan, minuman, perawatan pribadi, dan wewangian.
Inovasi bagi kami berarti memikirkan apa yang akan datang, sering kali sebelum konsumen tahu bahwa mereka menginginkannya.
2️⃣ Bagaimana tim Anda menghasilkan ide dan mengidentifikasi tren baru?
Kami menggunakan pendekatan berlapis:
✅ Mengandalkan laporan tren untuk membaca sinyal perubahan.
✅ Melakukan co-creation dengan klien besar maupun startup kecil. Dengan klien kecil, fokus pada kecepatan eksekusi; dengan klien besar, fokus pada skalabilitas.
Contoh pada kategori minuman: kami memprediksi kemunculan no-low alcohol dan yogurt Yunani sebelum konsumen sadar akan kebutuhan tersebut. Kami juga melakukan trend safaris, pergi ke restoran dan bar untuk mengamati tren secara langsung.
3️⃣ Apakah Anda memiliki ritual khusus untuk menjaga kreativitas tim?
Ini bagian yang paling menantang, dan saya berharap ada rumus pasti. Kami memiliki proses inovasi Five Ds—Dream, Design, Deploy, Deliver, Drive—dan fase “Dream” adalah saat kami mengintegrasikan tren dan insight.
Saya juga sering mengingatkan tim tentang Three Bs: ide terbaik sering muncul di Bus, Bath, dan Bed. Kreativitas muncul saat kita berada dalam perjalanan pulang, mandi pagi, atau sebelum tidur, bukan hanya saat duduk di meja kerja.
4️⃣ Bagaimana Anda menyeimbangkan wawasan manusia dengan teknologi seperti AI dalam proses inovasi?
Elemen manusia sangat penting, terutama dalam wewangian. Ketika seseorang mencium aroma, reseptor memori berada tepat di samping reseptor penciuman di otak—kita tidak bisa memisahkan aroma dari asosiasi memori.
AI membantu kami mengidentifikasi sinyal perubahan dan tren, tetapi keputusan akhir selalu ditentukan manusia, seperti saat seseorang berkata, “Aroma ini mengingatkan saya pada rumah,” atau “Ini membawa saya ke masa kecil saat ayah memotong rumput.”
Kami berupaya menangkap momen manusiawi yang mendalam dengan bantuan AI dalam memproses data untuk sampai ke sana.
5️⃣ Apa tantangan terbesar dalam membangun budaya inovasi?
Tantangannya adalah membangun budaya untuk sesuatu yang tidak bisa dipaksakan atau dipercepat. Inovasi harus datang dari atas ke bawah—bukan hanya diizinkan, tetapi didorong secara aktif.
Dengan fase “Dream” dalam Five Ds, kami menekankan pentingnya imajinasi. Kami juga menyediakan toolkit dan jalur evaluasi agar tim tidak bisa melangkah ke tahap berikutnya sebelum benar-benar memahami konsumen dalam proses dreaming.
6️⃣ Apa nasihat terbaik Anda bagi pemimpin di industri lain yang ingin meniru pendekatan ini?
Dengarkan dan amati. Siapa pun konsumen Anda, amati mereka. Temukan titik frustrasi, apa yang menyenangkan mereka, dan apa yang membuat mereka antusias. Di sanalah letak peluang inovasi—menyelesaikan masalah atau memberikan sesuatu yang mereka tidak tahu mereka butuhkan.
7️⃣ Ke depannya, bagaimana IFF akan terus memimpin inovasi seiring kebutuhan konsumen berkembang?
Kami akan terus menyeimbangkan seni dan sains dalam pekerjaan kami. Teknologi akan membantu memproses data lebih cepat, tetapi kemampuan untuk menghubungkan aroma dan rasa dengan memori serta emosi akan tetap menjadi keunggulan kami.
IFF akan terus mengeksplorasi kategori baru bahkan sebelum konsumen menyadari kebutuhan tersebut, mempertahankan creativity with purpose sambil tetap terhubung dengan pengalaman manusia yang menjadi penggerak inovasi kami.
📊 Data Korelatif Pendukung
✅ Mintel (2025): 78% konsumen global menyatakan mereka tertarik pada produk dengan aroma dan rasa yang menghubungkan mereka pada memori emosional.
✅ Euromonitor (2025): Pasar flavor dan fragrance global diperkirakan mencapai USD 43 miliar pada 2027, didorong oleh permintaan personalisasi pengalaman sensorik.
✅ TrendHunter Data (2025): Teknologi aroma pintar (smart scent technology) mengalami peningkatan minat sebesar +63% YoY, dengan AI digunakan untuk mendeteksi tren rasa dan aroma.
Wawancara dengan Karen Stanton, Chief Marketing Officer IFF
Armida Ascano